Selamat Datang di Osis SMK-IK Ampana Kota

Cerita anak SMK

anak saya yang paling besar - perempuan, ANNISA, baru lulus SMP. semula -katanya - ia ingin meneruskan sekolah ke SMU. saya sebagai bapak setuju dengan pilihannya untuk masuk SMU dengan pemikiran agar lebih terbukakesempatan bila kelak ia ingin melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. SMU swasta ternyata telah mengadakan PSB jauh sebelum murid kelas tiga SMP selesai ujian. anak saya juga ikut mendaftar di dua SMU, satu di SMU yang masih satu kelompok dengan SMP-nya, dan satunya di SMU swasta yangcukup berkualitas. ini semua di Jakarta. di dua sekolah tersebut anak saya diterima.

namun sepulang dari tugas luar kota betapa saya kaget ketika anak saya mengatakan bahwa ia tidak akan masuk ke SMU (yang telah menerimanya) tapi akan masuk ke SMK JAyaWISata III, yang di Cipete itu. reaksi saya seketika mengakatakan "NO WAY!!" terus saya berondong dengan pertanyaan: "What are you gonna be in you future?" belum sempat dia menjawab sudah saya desak lagi:"Who made up your mind so that you choose Jawis instead of SMU? sebelum
dia sempat jawab ini itu, saya sudah susuli dengan "ceramah" tentang bagaimana masa depan orang yang sekolah di SMK itu (setidaknya dari sudut pandang saya). terus terang saya agak emosi dan jelas tidak setuju jika anak perempuan saya ini sekolah di SMK.

setelah saya berhenti dan saya silakan berbicara, dengan mantap anak saya ini menjawab, bahwa tidak ada seorangpun yang mempengaruhi, ia memperoleh informasi tentang sekolah ini ketika ada Pentas Seni di sekolahnya, di mana waktu itu sekolah Jawis ikut promosi, tapi memang ia tidak mau bicara dulu soalnya takut kalau dilarang oleh bapak. untuk masa depan, dia bilang tidak muluk - muluk, asal bisa kerja dengan ketrampilan yang bagus pada tahap awal
itu sudah cukup, selanjutnya ia pengin wiraswasta buka hotel atau restaurant. Oh ya, anak saya ini kebetulan cukup trampil berbahasa Ingggis karena sejak kelas tiga SD saya ikutkan les/kursus (mungkin karena itu dia memiliki percaya diri untuk masuk ke bidang pariwisata). Lalu ketika saya tanya: Lho apakah kamu tidak ingin sekolah lebih tinggi supaya lebih pintar
dan punya peluang yang lebih besar, jawabnya: tentu saja ingin sekolah lagi, malah pengin sekolah di swiss atau london untuk ambil spesialisasi perhotelan. dan begitulah, pertanyaan dan argumen antara bapak dan anak perempuannya terus berlangsung, yang pada intinya saya sebagai bapaknya tidak setuju dengan keputusannya untuk masuk ke SMK, karena tidak yakin
bahwa lulusan SMK akan punya masa depan yang bagus, sebaliknya anak saya ini malah makin berdalil saja untuk meyakinkan saya.

sampai akhirnya dia berkata: "lho, bapak khan juga lulusan SMK? (saya lulusan STM Pembangunan Semarang - sekarang SMKN 7 Semarang - tahun 1980/81 jurusan elektronika komunikasi)" nyatanya bapak juga tidak jadi tukang terus!!! mendengar omongannya yang benar ini saya masih berkelit: "lha tentu saja tidak jadi tukang terus, khan bapak sekolah lagi di dalam dan luar negeri, sampai punya berbagai ijasah. coba saja bapak tidak nambah
sekolahnya, pasti masih jadi tukang listrik di laut (saya pernah bekerja jadi tukang listrik di perusahaan minyak lepas pantai)." eh jawabnya pula: "lha kalau bapaknya bisa, anaknya harus malu doong kalau tidak lebih baik dari bapaknya."

waduh, akhirnya saya harus mengaku "kalah" dalam berargumentasi dengan anak saya ini, namun dengan diplomatis (meniru gaya Bung Hatta) saya berkata: "oke, dengar baik - baik, pada prinsipnya bapak TIDAK SETUJU NISSA sekolah di SMK, tapi karena masa depanmu sebagian besar ditentukan oleh apa yang kamu lakukan, maka bapak TIDAK MELARANG NISSA sekolah di Jawis. silahkan mendaftar, bapak akan tetap memenuhi kewajiban sebagai orang tua. tapi ingat, tidak ada kata penyesalan - karena kamu sendiri yang membuat
keputusan, tidak ada pindah sekolah - karena bosan dan lain sebagainya, tidak ada penyalah gunaan kepercayaan - karena terlibat narkoba dan pebuatan menyimpang lainnya, dan harus selesai dalam waktu normal dengan prestasi yang bagus."

mendengar "perintah" terakhir tersebut, anak saya masih kurang yakin dan bertanya: "So, do you allow me to take Jawis?" jawab saya singkat: "Think smart! I don't agree, and neither oppose. Do your best."

pada kesempatan ini, saya ingin menitipkan anak saya kepada warga SMK se-Indonesia, khususnya kepada SMK JayaWisata. Saya percayakan anak saya untuk mendapatkan pendidikan terbaik di bidang pariwisata kepada SMKJayaWisata.

Saya bangga menjadi alumni SMK

2 komentar:

TEHNIK KOMPUTER JARINGAN mengatakan...
17 Agustus 2009 pukul 09.26

hay temat- teman saya mau nanya nih gi mana tentang blog saya yangm alamtnya tkjsmk1ampanakota.blogspot.com
itu menurut kalian apanya yang kurang agar saya bisa memperbaikinya!!!!!!!!!!

Obat herbal hepatitis B mengatakan...
24 Juli 2014 pukul 00.01


Senang rasanya bisa berkunjung ke website anda" mudah-mudahan
infonya bermanfaat Terimakasih sudah berbagi

Posting Komentar

Kritik dan Saran sangat kami harapkan demi kemajuan Blog kami